Title : Not Knowing Heart
Author : Owner of this blog
Genre : Comedy Romance
Rate : T-A
Cast :
Choi Min Hwan as him self
Seung Hyun as him self
Lee Hong Ki as him self
Choi Jong Hun as him self
Lee Jae Jin as him self
Han Min Na (fiction girl)
Lee Gyu Ri (fiction girl-Hong Ki’s sister)
(Part.3)
Sudah sebulan setelah kejadian dia menerimaku menjadi
tunangannya dan dia pergi ke Dorm selama 3 minggu terakhir ini. Dia sedang
bersiap untuk album baru mereka, dan pergi ke Jepang untuk debut Jepang mereka.
Tentu saja kami sama sekali tidak bertemu selama itu. Baru tadi malam dia
pulang dan aku ingin menyapanya tapi dia terlihat sangat lelah dan masuk
kekamarnya. Yap! Pagi ini aku harus menyapanya.
Aku memakai tas dan
membawa peralatan menggambarku dan membuka pintu kamarku, bertepatan dengan
Minwhan yang ikut keluar kamar juga. Kenapa wajahku jadi panas? Huh!! Aku pergi
duluan dan duduk dimeja makan bersama dengan ibu dan ayahnya. Lalu Minan pun
ikut duduk disebelahku.
“Min Na, ibu punya tiket nonton film, kau pergilah dengan Minan
ya?” kata ibunya Minan.
“Eh? Tapi bu.. Minan kan artis apa tidak apa-apa dia
berkeliaran ditempat umum seperti itu?” tanyaku setelah menelan makananku.
“Ah, aku bisa datang kalau filmnya sudah dimulai.” Katanya
“Lalu kau keluar sebelum filmnya berakhir begitu?
Menyusahkan sekali..” sindirku.
“Ya tapi itu tidak apa-apa..” kata Minan.
“Ibu, aku.. tidak mau menyusahkan Minan apa kita tidak
sebaiknya menjaga reputasi minan?” tanyaku.
“Anak baik..baiklah kau pergi dengan ibu saja bagaimana?”
tanya ibunya.
“Ibu!! Itukan tiket buat kami kenapa malah ibu yang mau
pergi? Tidak ada! Pokoknya kau pergi denganku titik!!” ujar Minhwan dengan
sedikit keras dan dia cepat-cepat menghabiskan makanannya dan minum. Aku
memakan makananku dan menatapnya aneh.
“Aku tunggu kau didepan ingat hari ini kita naik mobil,
bukan bis!” perintahnya lagi dan dia pergi begitu saja. Huah,.apa dia salah
makan? Atau tadi malam dia mimpi buruk? Ckckck.
“Ada apa dengan anak itu?” tanya ibu.
“Biarlah bu,. Min Na, mungkin Minan sudah menerimamu
sepenuhnya jadi.. turuti dia ya?” ujar ayah Minan. Aku tersenyum dan mengangguk
sopan.
“Ne, ayah. Aku sudah selesai, sebaiknya aku pergi sekarang.
Aku duluan ayah, ibu.” Kataku sambil mengangguk dan membawa semua alat gambar
dan tasku. Aku menemui Minan dibawah dan merapatkan jaketku. Dia menoleh padaku
sebentar lalu membuka pintu mobil untukku. Aku mendekatinya dan menatapnya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanyaku
“Masuklah pagi ini dingin sekali..” katanya. Aku pun masuk
kemobilnya dan dia menutup pintunya, lalu dia masuk mobil juga. Tak lama kami
sudah ada dijalanan dan dia tetap saja diam.
“ Apa kau makan dengan baik?” tanyaku.
“Tentu..” katanya singkat.
“Baguslah, bagaimana album FT Island yang baru? Sudah sampai
mana?” tanyaku.
“Baik-baik saja semua berjalan seperti biasanya.” Katanya
“Ada apa denganmu? Kau terlihat tidak senang..” kataku.
“Aku kesal padamu!!”
“Padaku? Memangnya apa salahku?” tanyaku seraya mengerutkan
keningku.
“Kau tahu?? Aku sangat ingin pergi denganmu tapi kenapa kau
malah diam saja saat ibu bilang pergi saja dengan ibu?”
“Tapi kan kau sendiri kesulitan!! Bagaimana kita bisa pergi
berdua kalau kau harus pergi secara sembunyi-sembunyi dan pulang pun dengan
sembunyi-sembunyi? Aku tak ingin merepotkanmu! Itu semua demi kebaikanmu juga!”
kataku kesal.
“Aku tidak mau tahu pokoknya kau pergi denganku nonton!!”
katanya dengan suara keras.
“Iya baiklah.. tak perlu juga kau berteriak seperti itu!”
kataku. Aku menghela nafas dan menatap keluar jendela mobilnya. Kami sudah tiba
di kampusnya. Aneh, ketika pertama kali aku bertemu dia, dia itu naik apa?
padahal dia berjalan kaki.
“Kau biasa naik mobil?” tanyaku.
“Ya..”
“Lalu kenapa pas awal-awal kau bertemu denganku kau berjalan
kaki?”
“Siapa bilang aku berjalan kaki? Aku selalu memakai mobilku
dan aku parkir di sini!” katanya. Pantas memang tempat parkirnya ada dibawah
kampus dan tidak terlihat sama sekali. Ckckck..
“Aku akan keluar duluan baru nanti kau mengikutiku dari
belakang ya?” kataku.
“Tidak! Kau keluar bersamaku!” Dia membuka pintu mobil lalu
aku pun melakukan hal yang sama dan keluar dari mobilnya, setelah dia mengunci
mobil otomatis dia menarik tanganku dan kami pergi memasuki wilayah kampus
bersama-sama. EH? Semua mata memandang pada kami, semua gadis yang biasanya
menatapnya dan mendekatinya sekarang terdiam hanya beberapa saja yang ikut tapi
masih menatap pada kami.
“Kau membuat heboh kampus!” bisikku.
“Kenapa? Aku baik-baik saja!” katanya. UGH!!!
****@@@****
“ Aku pergi dulu bu,.” Kataku seraya mengangguk. Ibu Minan
tersenyum dan mengangguk.
“Minan menyusulmu mungkin 10 menit setelah film dimulai dia
masuk.”
“Ne, ibu,.” Kataku sambil tersenyum dan pergi. Aku naik
taksi dan sampai di bioskop lalu aku memesan minuman dan pop corn untuk kami
berdua. Tak lama filmnya masuk dan aku duduk untuk menonton. Tepat seperti yang
ibu bilang, 10 menit minan masuk dan mengendap endap lalu kami menonton. Aku
memberikan minum dan pop corn padanya, lalu dia menonton bersamaku.
“ Kau tahu, aku senang bisa bersamamu,setelah lama kita
tidak bertemu..” bisiknya. Ugh!! Aku malu.. Untung gelap jadi tidak terlihat.
“Iya baiklah, nikmati filmnya” bisikku lagi. Kami menonton
film yang bercerita tentang seorang gadis yang mencintai seorang artis tapi dia
dan artis itu tidak bisa bersama karna ada wanita lain yang mencintai sang
artis, lalu gadis itu pergi meninggalkan sang artis dan berakhir tidak bersama
siapapun juga. Karna sang gadis meninggal dalam sebuah kecelakaan. Ah.. Film
ini mirip kisahk udan Minan tapi tentu saja tidak seperti itu tepatnya. Setelah
selesai filmnya, kok Minhwan tidak keluar?
“Bukannya waktunya kau pergi sekarang??” bisikku heran. Dia
masih menatapku.
“Ayo pergi bersama saja” katanya. Aku mengerutkan keningku
dan menggeleng.
“Tidak kau harus pergi sekarang sebelum lampu dinyalakan!”
kataku. Dia menghela nafas lalu menarikku pergi keluar bioskop. Eh? Eh?
“Kya!!! Itu Minan!! Kya kya kya!!” Beberapa gadis meneriaki
namanya dan membuatku ngeri karna mereka mengikuti kami juga.
“Minan!! Semua orang menoleh pada kita kau tahu!!” Pekikku
cepat. Dia tertawa dan mengajakku berlari keparkiran.
“Minan!!”
“Kau tahu? Ini asik sekali! Hahahahahhaahha..”
“Asik apanya? Aku tidak mau merusak reputasimu!!” kataku
sebal.
“Huamm,.apa kau tidak ingin berkencan sebagai orang biasa?”
tanyanya.
“Aku mau tapi itu tidak mungkin untukmu!” kataku.
“ Kenapa tidak?”
“Pokoknya tidak! Ayo pulang!” perintahku. Dia menggeleng dan
tersenyum padaku lalu menarikku kemobilnya dan kami pergi ke sebuah taman
didepannya ada gereja yang lumayan jauh dari pusat kota. Kami berhenti tepat
didepannya.
“Untuk apa kita kesini?” tanyaku. Dia membuka seatbeltnya
dan membuka pintu. Aku mengikutinya dan keluar mobil. Dia menarik tanganku lagi
dan melangkah ke dekat gereja lalu kedalamnya. Indah sekali gereja ini, aku
begitu sederhana tapi..sangat cantik dan berlapis dengan kayu yang dilapis dan
di pernis rapi. Sejuk dan sangat wangi. Itu karna wangi dari rangkaian bunga
lily dan mawar yang cantik dipinggir-pinggir mimbar tempat pendeta berkhotbah.
Dia menarikku ketengah-tengahnya dan bergitu sampai didepan mimbar dia
menatapku dan mengeluarkan sesuatu,kotak kecil bludru berwarna kuning mentari
dan membukanya lalu aku melihat isinya adalah cincin bermata satu. Aku tidak
tahu itu berlian atau apa tapi warnanya sangat cantik dan bening seperti kaca.
“Apa kau mau menjadi wanitaku?” tanyanya. Aku terdiam
sesaat. Apa dia melamarku?
“Wanita? Selama ini kau pikir aku apa? Laki-laki?” tanyaku
setengah bercanda. Aku malu sekali!!!
“Kau itu aku sedang serius ini!!” keluhnya kesal.
“ Hahahahahaha!”
“Agh!! Aku kesal! Kau bisa tidak, tidak bercanda disaat
seperti ini??” tanyanya dongkol Aku tertawa lagi.
“ Aku terima cincinnya dulu baru aku beritahu kau nanti!”
kataku seraya mengulurkan tanganku memintanya untuk menyematkan cincin itu dijariku. Dia menatapku kesal.
“Kau tahu aku sudah merencanakan semuanya itu baik dan
romantis ya setidaknya itu yang diajarkan oleh Jong Hun hyung.
“Apa? Dalam masalah ini kau berkonsultasi juga? Apa ini
idenya dia???” tanyaku
“Tidak dia hanya membantuku memilih cincin itu saja!”
katanya. Aku menggeleng dan menatapnya.
“Kalau begitu aku tidak mau! Kau harus usaha sendiri untuk
mengungkapkan perasaanmu! Aku tidak mau orang lain ikut campur!!” kataku sambil
berbalik hendak pergi. Tapi dia menahanku lalu mendekatiku dan membuka cincin
itu dari tempatnya dan mengambil tanganku. Dia menyematkan cincin itu dijari
manis kananku dan menggenggam tanganku.
“Aku tahu aku tidak bisa basa basi seperti yang lainnya tapi
aku ingin kau bersamaku. Kau sendiri kan tahu aku sibuk dengan penggarapan
album FT Island dan tidak ada waktu untuk bersamamu selama beberapa waktu, aku
juga tidak bisa melamarmu dengan layak, tapi aku sungguh-sungguh ingin
menjadikanmu istriku!” katanya blak-blakan dan membuatku tersenyum ini baru
Minan yang kukenal beberapa waktu ini.
“Jadi.. Mari menikah saja!” katanya. Eh…
***@@@***
Aku belum menjawab pertanyaan Minhwan kemarin karna aku
terlalu bingung untuk menjawab apa aku hanya tersenyum padanya dan menatapnya
saja. Dia pun sepertinya canggung waktu itu jadi dia malah mengajakku pulang.
Huft.. Aku pasti sangat bodoh…
Ngomong-ngomong…
Gyuri tidak masuk hari ini.selama sebulan kemarin dia
sungguh memusuhiku bahkan tidak mau mendekati aku sama sekali. Aku sih sedih
karna aku kehilangan teman. Tapi, banyak yang mengajakku berteman dan aku
senang karena itu, walau heboh aku dan Minan sungguh sebagai pasangan. Aku
hendak kekantin saat aku melihat Hongki sunbae terlihat serius dan berbicara
dengan Jong Hun sunbae. Ada apa itu? Aku mendekati mereka..
“Gyuri betul-betul sudah gila!” ujar Jong Hun sambil
menggeleng.
“ Aku tidak bisa ikut latihan kali ini, aku harus menjaga
dia dirumah sakit!”
“Hongki, apa minan tahu kalau dia mencoba bunuh diri?”
Apa???
“Dia tidak tahu, lagi pula buat apa? Dia kan tidak ada
sangkut pautnya dengan ini!”
“Gyuri menyukai minan…” kataku lirih membuat mereka menoleh
padaku.
“Apa?” tanya Hongki. Aku jadi menitikkan air mata. Ini pasti
salahku…
“Gyuri menyukai minan tapi minan memutuskan hubungannya
dengan Gyuri,.Hongki sunbae, aku mohon bilang pada Minan untuk menemui Gyuri..”
kenapa aku berbicara begitu??
“Tidak! Gyuri salah kalau menyukai Minan, Minan kan
tunanganmu!”
“Ya, Minan memang tunanganku tapi.. Aku tahu kalau Minan
juga menyukai Gyuri, aku tidak apa-apa kalau Minan dan Gyuri bersama!” kataku
sambil tersenyum
“Tidak! Aku tidak terima itu! Gyuri akan mengambil kekasih
orang lain! Kakak siapa yang tidak akan hancur hatinya melihat adiknya menyukai
dan merebut tunangan orang lain??” ujar Hongki tersinggung.
“Aniya sunbae, aku.. tidak apa-apa.. mereka akan bahagia,
percaya padaku.” Kataku
“Kau itu bicara apa? Minan sudah mengatakan pada kami dia
hanya menyukaimu!” kata Jong Hun sunbae. Aku menggeleng dan tersenyum.
“Tidak..Itu karna dia tidak enak dengan orang tuanya dan
orang tuaku, makanya dia mengatakannya.” Kataku.
“Aku tidak percaya ini!!” keluh Hongki sunbae.
“ Sebaiknya beritahu Minan, aku permisi!” kataku sambil
membungkuk. Aku berbalik dan pergi dengan hati kacau. Ya.. pergi lah kau Min
Na,. kau harus membiarkan Minan bersama orang yang dicintainya.. Handphoneku
bergetar dan aku melihat yang menelepon.EH?
“Ibu!!!!” teriakku senang dan lega dan segala perasaan
bercampur aduk.
“Ne, anakku, apa kabarmu?”
“Ibu, aku ingin pulang..” kataku jadi menangis dan mendekati
taman supaya tidak ada orang yang mendengarkan aku menangis.
“Iya, ibu, ayah dan Ha Na pulang hari ini, berkemaslah ya?
Ibu akan menjemputmu.”
“Ibu..Aku ingin pulang.. Aku ingin pulang ke Indonesia..”
kataku
“Eh? Kenapa begitu?”
“Aku ingin sekolah disana saja! Aku kangen Gilang dan teman-temanku
disana!”
“Tidak bisa! Ayah kan kerja disini, kalau kau kembali ke
Indonesia apa kau mau tinggal dengan nenek? Pasti kau tidak mau!”
“Itu lebih baik.. Aku tak suka disini..”
“Jangan begitu,.ayo cepatlah pulang dan berkemas,ibu akan ke
rumah Minhwan setelah ini!” kata ibu.
“Iya bu..” Setidaknya aku pergi dari kehidupan Minan.. Aku
cepat pergi kekelas dan membereskan semua peralatan gambarku.
“Hei Min Na? kau mau kemana? Jangan bilang kau mau bolos
pelajaran ibu Shim” kata Chae Yeong padaku.
“Iya, aku mau bolos hari ini. Hehehe ibuku pulang dan aku
aku pergi menemuinya” kataku semangat. Aku berlari keluar ruangan dan pergi
kerumah Minhwan dengan naik bis. Aku akan mengucapkan selamat tinggal pada
Minhwan nanti. Ketika aku tiba didepan rumah Minhwan, aku berjalan dan masuk
kerumah Minan. Ibu Minan menatapku dan tersenyum.
“Kau mau pulang hari ini?” tanyanya.
“Iya ibu..” kataku sambil menitikkan air mata dan ibunya
Minan maju dan memelukku, dia pun ikut menangis.
“Ya ampun rasanya baru sebentar aku merasa memiliki seorang
putri, sebentar lagi putriku akan pergi.” Ujar ibu.
“Ibu,. Aku juga sedih meninggalkan ibu, tapi aku ingin ibu
tahu, aku sayang pada ibu..” kataku.
“Iya nak,.toh kau hanya pindah kerumahmu kan? Bukan kembali
ke Indonesia..” katanya.
“Hm,. Iya bu..”
“Baiklah, ayo ibu bantu membereskan barang-barangmu!”
katanya seraya melepaskan pelukanku.
“Iya bu..” kataku sambil tersenyum.
“ Minan ibu beritahu..”
“Biar aku yang memberitahu Minan.” Kataku.
“Ah, Baiklah.. Terserah kau saja!” kata ibu seraya
tersenyum. Aku tersenyum pada ibu dan pergi kekamarku sebentar. Aku menatap
handphoneku dan melihat contact-nya. Aku tidak bisa meneleponnya sekarang!
Tidak! Itu akan menjadi halangan untukku.
“Bagaimana nak? Ibu bantu sekarang?” tanya Ibu Minan dari luar
kamar Aku menoleh padanya, tersenyum dan mengangguk.
****@@@****
“Hya!!! Kau memangnya tidak kuliah?? Kenapa kau malah
malas-malasan dirumah???” tanya Hana padaku seraya membuka selimut yang
menyelubungiku. Aku menarik kembali selimutku.
“Aku tidak semangat hari ini!”
“Ini sudah sebulan kau begitu terus setelah kembali kerumah!”
“Kau tahu aku rindu sekali kamarku dan tempat tidurku!
Pokoknya aku mau tidur!!” kataku.
“Minhwan ada di televisi kau tahu?” ujarnya.
“Aku tidak perduli!”
“Ya kau akan perduli kalau aku sebutkan beritanya”
“Tidak! Ah!! Hana pergilah aku ingin tidur!!” kataku sambil
membalikkan badanku membelakangi dia.
“FT Island sudah terkenal sekarang dan mereka menang
penghargaan lalu Minhwan berkata” tak ada orang yang aku cintai selain kau,jadi
sebaiknya kau kembali nona han. Pokoknya kau bodoh!” Dia pergi begitu saja dan
aku terdiam tak mengantuk lagi. Aku melepaskan cicin pemberiannya dan kutaruh
dimeja belajarku dulu dirumahnya. Aku tahu iut artinya aku menolak dia, dan
harusnya dia mengetahui aku tidak mengharapkannya lagi! Kenapa dia mengatakan
itu didepan publik?? Merusak reputasinya saja!! Handphoneku bergetar
disampingku dan aku melihat siapa yang menelepon. Ah? Gilang??
“Yobuseyo?” sapanya
“Ne Gilang,.apa kabar?” tanyaku
“Baik, kau bagaimana? Ahhh aku sangat merindukanmu kau
tahu?” aku jadi sedih dan mennitikkan air mataku.
“he??Min Na? kau menangis ya??” tanyanya
“Aku merindukan dia Gilang.. Aku merindukan dia..” Ujarku
lirih.
“Siapa? Kau tak rindu padaku apa?”
“hahahaha,. Aku rindu kau juga,entah kenapa aku sedih sekali
Gilang..”
“Kenapa? Masalah namja?”
“Ho,.iya..huhuhu..Gilang aku tak boleh mencintai orang yang
menjadi pacar seseorang benarkan??”
“Hua??? Aku selingkuhan seseorang?? Ya ampun Min Na…”
“Tidak seperti itu..Aku..”
“Min Na! Dibawa ada Seunghyun!!” kata Hana sambil membuka
pintu kamar cepat dan membuat aku kaget.
“Aku tutup dulu teleponnya ya? Aku akan meneleponmu nanti.”
Kataku.
“Iya, baiklah..” katanya. Dia menutup teleponnya dan aku
menyeka air mataku lalu pergi kekamar mandi dan mandi lalu sesaat kemudian aku
turun kebawah dan melihat Seung Hyun sunbae. Dia tersenyum padaku. Kami pergi
kehalaman belakang rumahku dan bicara.
“Hari ini sebelum aku pergi ke Jepang bersama yang lainnya
aku ingin bertemu denganmu.”
“Sunbae begitu repot, ada apakah?”
“Aku ingin mengatakan padamu kalau aku menyukaimu!” katanya.
Aku menoleh padanya.
“Sunbae..”
“Aku tidak bilang ini untuk membuatmu sekaget itu!” katanya
seraya tertawa kecil.
“A.ah,. aku..”
“Aku harap kau tidak menyia-yiakan perasaanku sekarang!”
katanya.
“Maafkan aku sunbae tapi… Aku sudah mengerti hatiku dan aku
sudah tahu aku memilih siapa.” Kataku seraya menitikkan air mata.
“Begitu?”
“Ya,. Aku minta maaf..” kataku.
“Apa itu Minan?” tanyannya.
“Ya,.Dan aku kesal karena itu..” aku menunduk dan jadi
berjongkok, aku menangis tersedu-sedu.
“Aku menyukainya dan aku kesal sekali! Aku membenci
perasaanku sendiri dan itu sangat menggangguku! Sunbae maafkan aku, tapi aku
sudah memilih dia, tanpa aku sadari aku memilihnya dan sudah menyukainya, aku
tahu itu tidak boleh, aku tahu itu tidak benar tapi aku tak bisa berhenti
menyukainya..Sunbae..maafkan aku..” kataku sambil menatap tanah didepanku dan
air mataku jatuh kerumput yang lembab dan sangat sejuk.Tapi entah kenapa aku
jadi semakin sedih dan aku tidak bisa berhenti menangis. Aku merasa Sunbae ikut
berjongkok lalu berbaring disebelahku. Aku menoleh kearah sepatunya. LOH?? Aku
menoleh padanya.
“Huammm,.rumahmu ini sungguh cantik ya? Tamanmu juga!” kata
Minan
“Sunbae mana??” tanyaku sambil menoleh kekanan kiriku. Tidak
ada seorangpun kecuali aku dan Minhwan.
“Sudah aku usir tadi!” katanya santai. Aku berdiri begitupun
dia. Eh?
“Apa maumu??” tanyaku padanya. Dia tersenyum lalu menghela
nafas.
“Harus aku apakan wanita ini?” tanyanya
“Pergilah,.Aku tidak ingin melihatmu!” kataku seraya pergi
tapi dia menahanku dan aku melepaskannya dengan paksa
“Jangan main-main lagi!!! Aku tidak menyangka kau melakukan
ini padaku!! Kau tahu? Kau menyakitiku! Aku katakan padamu, Gyuri takkan pernah
bisa menjadi memiliki hatiku meski aku harus bersamanya seperti pikiranmu! Kau
tidak mengetahui hatiku selama ini??”
“Apa peduliku??” tanyaku.
“Tentu saja kau perduli!! Kau harus tahu aku mencintaimu
buka Gyuri dan apapun yang kau ingin aku lakukan untuk bersamanya aku tidak
akan melakukan itu karna aku memang mencintaimu dan bukan orang lain!!!”
katanya.
“Kenapa kau baru melakukan itu sekarang? Mengatakan itu
sekarang??” tanyaku
“Selama ini sudah kukatakan setiap kali aku tampil aku
selalu mengatakannya dan memintamu kmbali padaku? Apa kau jadi manusia gua dan
tidak melihat televise sama sekali??”
“Jangan mengejekku!! Aku tak perlu meilhatmu di TV hanya
untuk tahu hal seperti itu!”
“Karna aku ingin semua orang tahu yang sebenarnya dan semua
orang tahu itu! Hanya kau, orang yang aku cintai tidak tahu kebenarannya..”
katanya. Matanya berkaca-kaca dan itu membuatku sakit.
“Aku mencintaimuu..Han Min Na..” katanya. Dia memelukku dan
aku membiarkannya.
“Minhwan ah..”
“Jangan pernah bersikap bodoh lagi!!” katanya.
“Aku tidak bodoh!”
“Yah,.baiklah selalu tidak mau mengalah” keluhnya. Aku
tertawa kecil. Dan membalas memeluknya.
“Aku mencintaimu, maaf sudah tidak tahu hatimu..”
“Ne,.itu semua tidak apa-apa..” katanya. Dia melepaskan
pelukanku dan menatapku lalu melepaskan cincin yang pernah dia berikan padaku
dan memberikannya lagi padaku.
“Han Min Na, maukah kau menikah denganku?” Aku tertawa kecil
“Ya, aku mau..” kataku. Minhwan tertawa pula dan memelukku
lagi.. Maafkan sudah tidak mengetahui hatimu..
+FIN+


No comments