[FF] Not Knowing Heart (Part. 3) (END)

Title         :  Not Knowing Heart
Author     :  Owner of this blog
Genre      :  Comedy Romance
Rate        :  T-A

Cast  :


Choi Min Hwan as him self
Seung Hyun as him self
Lee Hong Ki as him self
Choi Jong Hun as him self
Lee Jae Jin as him self
Han Min Na  (fiction girl)
Lee Gyu Ri (fiction girl-Hong Ki’s sister)



(Part.3)

Sudah sebulan setelah kejadian dia menerimaku menjadi tunangannya dan dia pergi ke Dorm selama 3 minggu terakhir ini. Dia sedang bersiap untuk album baru mereka, dan pergi ke Jepang untuk debut Jepang mereka. Tentu saja kami sama sekali tidak bertemu selama itu. Baru tadi malam dia pulang dan aku ingin menyapanya tapi dia terlihat sangat lelah dan masuk kekamarnya. Yap! Pagi ini aku harus menyapanya.
 Aku memakai tas dan membawa peralatan menggambarku dan membuka pintu kamarku, bertepatan dengan Minwhan yang ikut keluar kamar juga. Kenapa wajahku jadi panas? Huh!! Aku pergi duluan dan duduk dimeja makan bersama dengan ibu dan ayahnya. Lalu Minan pun ikut duduk disebelahku.
“Min Na, ibu punya tiket nonton film, kau pergilah dengan Minan ya?” kata ibunya Minan.
“Eh? Tapi bu.. Minan kan artis apa tidak apa-apa dia berkeliaran ditempat umum seperti itu?” tanyaku setelah menelan makananku.
“Ah, aku bisa datang kalau filmnya sudah dimulai.” Katanya
“Lalu kau keluar sebelum filmnya berakhir begitu? Menyusahkan sekali..” sindirku.
“Ya tapi itu tidak apa-apa..” kata Minan.
“Ibu, aku.. tidak mau menyusahkan Minan apa kita tidak sebaiknya menjaga reputasi minan?” tanyaku.
“Anak baik..baiklah kau pergi dengan ibu saja bagaimana?” tanya ibunya.
“Ibu!! Itukan tiket buat kami kenapa malah ibu yang mau pergi? Tidak ada! Pokoknya kau pergi denganku titik!!” ujar Minhwan dengan sedikit keras dan dia cepat-cepat menghabiskan makanannya dan minum. Aku memakan makananku dan menatapnya aneh.
“Aku tunggu kau didepan ingat hari ini kita naik mobil, bukan bis!” perintahnya lagi dan dia pergi begitu saja. Huah,.apa dia salah makan? Atau tadi malam dia mimpi buruk? Ckckck.
“Ada apa dengan anak itu?” tanya ibu.
“Biarlah bu,. Min Na, mungkin Minan sudah menerimamu sepenuhnya jadi.. turuti dia ya?” ujar ayah Minan. Aku tersenyum dan mengangguk sopan.
“Ne, ayah. Aku sudah selesai, sebaiknya aku pergi sekarang. Aku duluan ayah, ibu.” Kataku sambil mengangguk dan membawa semua alat gambar dan tasku. Aku menemui Minan dibawah dan merapatkan jaketku. Dia menoleh padaku sebentar lalu membuka pintu mobil untukku. Aku mendekatinya dan menatapnya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanyaku
“Masuklah pagi ini dingin sekali..” katanya. Aku pun masuk kemobilnya dan dia menutup pintunya, lalu dia masuk mobil juga. Tak lama kami sudah ada dijalanan dan dia tetap saja diam.
“ Apa kau makan dengan baik?” tanyaku.
“Tentu..” katanya singkat.
“Baguslah, bagaimana album FT Island yang baru? Sudah sampai mana?” tanyaku.
“Baik-baik saja semua berjalan seperti biasanya.” Katanya
“Ada apa denganmu? Kau terlihat tidak senang..” kataku.
“Aku kesal padamu!!”
“Padaku? Memangnya apa salahku?” tanyaku seraya mengerutkan keningku.
“Kau tahu?? Aku sangat ingin pergi denganmu tapi kenapa kau malah diam saja saat ibu bilang pergi saja dengan ibu?”
“Tapi kan kau sendiri kesulitan!! Bagaimana kita bisa pergi berdua kalau kau harus pergi secara sembunyi-sembunyi dan pulang pun dengan sembunyi-sembunyi? Aku tak ingin merepotkanmu! Itu semua demi kebaikanmu juga!” kataku kesal.
“Aku tidak mau tahu pokoknya kau pergi denganku nonton!!” katanya dengan suara keras.
“Iya baiklah.. tak perlu juga kau berteriak seperti itu!” kataku. Aku menghela nafas dan menatap keluar jendela mobilnya. Kami sudah tiba di kampusnya. Aneh, ketika pertama kali aku bertemu dia, dia itu naik apa? padahal dia berjalan kaki.
“Kau biasa naik mobil?” tanyaku.
“Ya..”
“Lalu kenapa pas awal-awal kau bertemu denganku kau berjalan kaki?”
“Siapa bilang aku berjalan kaki? Aku selalu memakai mobilku dan aku parkir di sini!” katanya. Pantas memang tempat parkirnya ada dibawah kampus dan tidak terlihat sama sekali. Ckckck..
“Aku akan keluar duluan baru nanti kau mengikutiku dari belakang ya?” kataku.
“Tidak! Kau keluar bersamaku!” Dia membuka pintu mobil lalu aku pun melakukan hal yang sama dan keluar dari mobilnya, setelah dia mengunci mobil otomatis dia menarik tanganku dan kami pergi memasuki wilayah kampus bersama-sama. EH? Semua mata memandang pada kami, semua gadis yang biasanya menatapnya dan mendekatinya sekarang terdiam hanya beberapa saja yang ikut tapi masih menatap pada kami.
“Kau membuat heboh kampus!” bisikku.
“Kenapa? Aku baik-baik saja!” katanya. UGH!!!

****@@@****

“ Aku pergi dulu bu,.” Kataku seraya mengangguk. Ibu Minan tersenyum dan mengangguk.
“Minan menyusulmu mungkin 10 menit setelah film dimulai dia masuk.”
“Ne, ibu,.” Kataku sambil tersenyum dan pergi. Aku naik taksi dan sampai di bioskop lalu aku memesan minuman dan pop corn untuk kami berdua. Tak lama filmnya masuk dan aku duduk untuk menonton. Tepat seperti yang ibu bilang, 10 menit minan masuk dan mengendap endap lalu kami menonton. Aku memberikan minum dan pop corn padanya, lalu dia menonton bersamaku.
“ Kau tahu, aku senang bisa bersamamu,setelah lama kita tidak bertemu..” bisiknya. Ugh!! Aku malu.. Untung gelap jadi tidak terlihat.
“Iya baiklah, nikmati filmnya” bisikku lagi. Kami menonton film yang bercerita tentang seorang gadis yang mencintai seorang artis tapi dia dan artis itu tidak bisa bersama karna ada wanita lain yang mencintai sang artis, lalu gadis itu pergi meninggalkan sang artis dan berakhir tidak bersama siapapun juga. Karna sang gadis meninggal dalam sebuah kecelakaan. Ah.. Film ini mirip kisahk udan Minan tapi tentu saja tidak seperti itu tepatnya. Setelah selesai filmnya, kok Minhwan tidak keluar?
“Bukannya waktunya kau pergi sekarang??” bisikku heran. Dia masih menatapku.
“Ayo pergi bersama saja” katanya. Aku mengerutkan keningku dan menggeleng.
“Tidak kau harus pergi sekarang sebelum lampu dinyalakan!” kataku. Dia menghela nafas lalu menarikku pergi keluar bioskop. Eh? Eh?
“Kya!!! Itu Minan!! Kya kya kya!!” Beberapa gadis meneriaki namanya dan membuatku ngeri karna mereka mengikuti kami juga.
“Minan!! Semua orang menoleh pada kita kau tahu!!” Pekikku cepat. Dia tertawa dan mengajakku berlari keparkiran.
“Minan!!”
“Kau tahu? Ini asik sekali! Hahahahahhaahha..”
“Asik apanya? Aku tidak mau merusak reputasimu!!” kataku sebal.
“Huamm,.apa kau tidak ingin berkencan sebagai orang biasa?” tanyanya.
“Aku mau tapi itu tidak mungkin untukmu!” kataku.
“ Kenapa tidak?”
“Pokoknya tidak! Ayo pulang!” perintahku. Dia menggeleng dan tersenyum padaku lalu menarikku kemobilnya dan kami pergi ke sebuah taman didepannya ada gereja yang lumayan jauh dari pusat kota. Kami berhenti tepat didepannya.
“Untuk apa kita kesini?” tanyaku. Dia membuka seatbeltnya dan membuka pintu. Aku mengikutinya dan keluar mobil. Dia menarik tanganku lagi dan melangkah ke dekat gereja lalu kedalamnya. Indah sekali gereja ini, aku begitu sederhana tapi..sangat cantik dan berlapis dengan kayu yang dilapis dan di pernis rapi. Sejuk dan sangat wangi. Itu karna wangi dari rangkaian bunga lily dan mawar yang cantik dipinggir-pinggir mimbar tempat pendeta berkhotbah. Dia menarikku ketengah-tengahnya dan bergitu sampai didepan mimbar dia menatapku dan mengeluarkan sesuatu,kotak kecil bludru berwarna kuning mentari dan membukanya lalu aku melihat isinya adalah cincin bermata satu. Aku tidak tahu itu berlian atau apa tapi warnanya sangat cantik dan bening seperti kaca.
“Apa kau mau menjadi wanitaku?” tanyanya. Aku terdiam sesaat. Apa dia melamarku?
“Wanita? Selama ini kau pikir aku apa? Laki-laki?” tanyaku setengah bercanda. Aku malu sekali!!!
“Kau itu aku sedang serius ini!!” keluhnya kesal.
“ Hahahahahaha!”
“Agh!! Aku kesal! Kau bisa tidak, tidak bercanda disaat seperti ini??” tanyanya dongkol Aku tertawa lagi.
“ Aku terima cincinnya dulu baru aku beritahu kau nanti!” kataku seraya mengulurkan tanganku memintanya untuk menyematkan cincin itu  dijariku. Dia menatapku kesal.
“Kau tahu aku sudah merencanakan semuanya itu baik dan romantis ya setidaknya itu yang diajarkan oleh Jong Hun hyung.
“Apa? Dalam masalah ini kau berkonsultasi juga? Apa ini idenya dia???” tanyaku
“Tidak dia hanya membantuku memilih cincin itu saja!” katanya. Aku menggeleng dan menatapnya.
“Kalau begitu aku tidak mau! Kau harus usaha sendiri untuk mengungkapkan perasaanmu! Aku tidak mau orang lain ikut campur!!” kataku sambil berbalik hendak pergi. Tapi dia menahanku lalu mendekatiku dan membuka cincin itu dari tempatnya dan mengambil tanganku. Dia menyematkan cincin itu dijari manis kananku dan menggenggam tanganku.
“Aku tahu aku tidak bisa basa basi seperti yang lainnya tapi aku ingin kau bersamaku. Kau sendiri kan tahu aku sibuk dengan penggarapan album FT Island dan tidak ada waktu untuk bersamamu selama beberapa waktu, aku juga tidak bisa melamarmu dengan layak, tapi aku sungguh-sungguh ingin menjadikanmu istriku!” katanya blak-blakan dan membuatku tersenyum ini baru Minan yang kukenal beberapa waktu ini.
“Jadi.. Mari menikah saja!” katanya. Eh…
***@@@***
Aku belum menjawab pertanyaan Minhwan kemarin karna aku terlalu bingung untuk menjawab apa aku hanya tersenyum padanya dan menatapnya saja. Dia pun sepertinya canggung waktu itu jadi dia malah mengajakku pulang. Huft.. Aku pasti sangat bodoh…
Ngomong-ngomong…
Gyuri tidak masuk hari ini.selama sebulan kemarin dia sungguh memusuhiku bahkan tidak mau mendekati aku sama sekali. Aku sih sedih karna aku kehilangan teman. Tapi, banyak yang mengajakku berteman dan aku senang karena itu, walau heboh aku dan Minan sungguh sebagai pasangan. Aku hendak kekantin saat aku melihat Hongki sunbae terlihat serius dan berbicara dengan Jong Hun sunbae. Ada apa itu? Aku mendekati mereka..
“Gyuri betul-betul sudah gila!” ujar Jong Hun sambil menggeleng.
“ Aku tidak bisa ikut latihan kali ini, aku harus menjaga dia dirumah sakit!”
“Hongki, apa minan tahu kalau dia mencoba bunuh diri?” Apa???
“Dia tidak tahu, lagi pula buat apa? Dia kan tidak ada sangkut pautnya dengan ini!”
“Gyuri menyukai minan…” kataku lirih membuat mereka menoleh padaku.
“Apa?” tanya Hongki. Aku jadi menitikkan air mata. Ini pasti salahku…
“Gyuri menyukai minan tapi minan memutuskan hubungannya dengan Gyuri,.Hongki sunbae, aku mohon bilang pada Minan untuk menemui Gyuri..” kenapa aku berbicara begitu??
“Tidak! Gyuri salah kalau menyukai Minan, Minan kan tunanganmu!”
“Ya, Minan memang tunanganku tapi.. Aku tahu kalau Minan juga menyukai Gyuri, aku tidak apa-apa kalau Minan dan Gyuri bersama!” kataku sambil tersenyum
“Tidak! Aku tidak terima itu! Gyuri akan mengambil kekasih orang lain! Kakak siapa yang tidak akan hancur hatinya melihat adiknya menyukai dan merebut tunangan orang lain??” ujar Hongki tersinggung.
“Aniya sunbae, aku.. tidak apa-apa.. mereka akan bahagia, percaya padaku.” Kataku
“Kau itu bicara apa? Minan sudah mengatakan pada kami dia hanya menyukaimu!” kata Jong Hun sunbae. Aku menggeleng dan tersenyum.
“Tidak..Itu karna dia tidak enak dengan orang tuanya dan orang tuaku, makanya dia mengatakannya.” Kataku.
“Aku tidak percaya ini!!” keluh Hongki sunbae.
“ Sebaiknya beritahu Minan, aku permisi!” kataku sambil membungkuk. Aku berbalik dan pergi dengan hati kacau. Ya.. pergi lah kau Min Na,. kau harus membiarkan Minan bersama orang yang dicintainya.. Handphoneku bergetar dan aku melihat yang menelepon.EH?
“Ibu!!!!” teriakku senang dan lega dan segala perasaan bercampur aduk.
“Ne, anakku, apa kabarmu?”
“Ibu, aku ingin pulang..” kataku jadi menangis dan mendekati taman supaya tidak ada orang yang mendengarkan aku menangis.
“Iya, ibu, ayah dan Ha Na pulang hari ini, berkemaslah ya? Ibu akan menjemputmu.”
“Ibu..Aku ingin pulang.. Aku ingin pulang ke Indonesia..” kataku
“Eh? Kenapa begitu?”
“Aku ingin sekolah disana saja! Aku kangen Gilang dan teman-temanku disana!”
“Tidak bisa! Ayah kan kerja disini, kalau kau kembali ke Indonesia apa kau mau tinggal dengan nenek? Pasti kau tidak mau!”
“Itu lebih baik.. Aku tak suka disini..”
“Jangan begitu,.ayo cepatlah pulang dan berkemas,ibu akan ke rumah Minhwan setelah ini!” kata ibu.
“Iya bu..” Setidaknya aku pergi dari kehidupan Minan.. Aku cepat pergi kekelas dan membereskan semua peralatan gambarku.
“Hei Min Na? kau mau kemana? Jangan bilang kau mau bolos pelajaran ibu Shim” kata Chae Yeong padaku.
“Iya, aku mau bolos hari ini. Hehehe ibuku pulang dan aku aku pergi menemuinya” kataku semangat. Aku berlari keluar ruangan dan pergi kerumah Minhwan dengan naik bis. Aku akan mengucapkan selamat tinggal pada Minhwan nanti. Ketika aku tiba didepan rumah Minhwan, aku berjalan dan masuk kerumah Minan. Ibu Minan menatapku dan tersenyum.
“Kau mau pulang hari ini?” tanyanya.
“Iya ibu..” kataku sambil menitikkan air mata dan ibunya Minan maju dan memelukku, dia pun ikut menangis.
“Ya ampun rasanya baru sebentar aku merasa memiliki seorang putri, sebentar lagi putriku akan pergi.” Ujar ibu.
“Ibu,. Aku juga sedih meninggalkan ibu, tapi aku ingin ibu tahu, aku sayang pada ibu..” kataku.
“Iya nak,.toh kau hanya pindah kerumahmu kan? Bukan kembali ke Indonesia..” katanya.
“Hm,. Iya bu..”
“Baiklah, ayo ibu bantu membereskan barang-barangmu!” katanya seraya melepaskan pelukanku.
“Iya bu..” kataku sambil tersenyum.
“ Minan ibu beritahu..”
“Biar aku yang memberitahu Minan.” Kataku.
“Ah, Baiklah.. Terserah kau saja!” kata ibu seraya tersenyum. Aku tersenyum pada ibu dan pergi kekamarku sebentar. Aku menatap handphoneku dan melihat contact-nya. Aku tidak bisa meneleponnya sekarang! Tidak! Itu akan menjadi halangan untukku.
“Bagaimana nak? Ibu bantu sekarang?” tanya Ibu Minan dari luar kamar Aku menoleh padanya, tersenyum dan mengangguk.

****@@@****

“Hya!!! Kau memangnya tidak kuliah?? Kenapa kau malah malas-malasan dirumah???” tanya Hana padaku seraya membuka selimut yang menyelubungiku. Aku menarik kembali selimutku.
“Aku tidak semangat hari ini!”
“Ini sudah sebulan kau begitu terus setelah kembali kerumah!”
“Kau tahu aku rindu sekali kamarku dan tempat tidurku! Pokoknya aku mau tidur!!” kataku.
“Minhwan ada di televisi kau tahu?” ujarnya.
“Aku tidak perduli!”
“Ya kau akan perduli kalau aku sebutkan beritanya”
“Tidak! Ah!! Hana pergilah aku ingin tidur!!” kataku sambil membalikkan badanku membelakangi dia.
“FT Island sudah terkenal sekarang dan mereka menang penghargaan lalu Minhwan berkata” tak ada orang yang aku cintai selain kau,jadi sebaiknya kau kembali nona han. Pokoknya kau bodoh!” Dia pergi begitu saja dan aku terdiam tak mengantuk lagi. Aku melepaskan cicin pemberiannya dan kutaruh dimeja belajarku dulu dirumahnya. Aku tahu iut artinya aku menolak dia, dan harusnya dia mengetahui aku tidak mengharapkannya lagi! Kenapa dia mengatakan itu didepan publik?? Merusak reputasinya saja!! Handphoneku bergetar disampingku dan aku melihat siapa yang menelepon. Ah? Gilang??
“Yobuseyo?” sapanya
“Ne Gilang,.apa kabar?” tanyaku
“Baik, kau bagaimana? Ahhh aku sangat merindukanmu kau tahu?” aku jadi sedih dan mennitikkan air mataku.
“he??Min Na? kau menangis ya??” tanyanya
“Aku merindukan dia Gilang.. Aku merindukan dia..” Ujarku lirih.
“Siapa? Kau tak rindu padaku apa?”
“hahahaha,. Aku rindu kau juga,entah kenapa aku sedih sekali Gilang..”
“Kenapa? Masalah namja?”
“Ho,.iya..huhuhu..Gilang aku tak boleh mencintai orang yang menjadi pacar seseorang benarkan??”
“Hua??? Aku selingkuhan seseorang?? Ya ampun Min Na…”
“Tidak seperti itu..Aku..”
“Min Na! Dibawa ada Seunghyun!!” kata Hana sambil membuka pintu kamar cepat dan membuat aku kaget.
“Aku tutup dulu teleponnya ya? Aku akan meneleponmu nanti.” Kataku.
“Iya, baiklah..” katanya. Dia menutup teleponnya dan aku menyeka air mataku lalu pergi kekamar mandi dan mandi lalu sesaat kemudian aku turun kebawah dan melihat Seung Hyun sunbae. Dia tersenyum padaku. Kami pergi kehalaman belakang rumahku dan bicara.
“Hari ini sebelum aku pergi ke Jepang bersama yang lainnya aku ingin bertemu denganmu.”
“Sunbae begitu repot, ada apakah?”
“Aku ingin mengatakan padamu kalau aku menyukaimu!” katanya. Aku menoleh padanya.
“Sunbae..”
“Aku tidak bilang ini untuk membuatmu sekaget itu!” katanya seraya tertawa kecil.
“A.ah,. aku..”
“Aku harap kau tidak menyia-yiakan perasaanku sekarang!” katanya.
“Maafkan aku sunbae tapi… Aku sudah mengerti hatiku dan aku sudah tahu aku memilih siapa.” Kataku seraya menitikkan air mata.
“Begitu?”
“Ya,. Aku minta maaf..” kataku.
“Apa itu Minan?” tanyannya.
“Ya,.Dan aku kesal karena itu..” aku menunduk dan jadi berjongkok, aku menangis tersedu-sedu.
“Aku menyukainya dan aku kesal sekali! Aku membenci perasaanku sendiri dan itu sangat menggangguku! Sunbae maafkan aku, tapi aku sudah memilih dia, tanpa aku sadari aku memilihnya dan sudah menyukainya, aku tahu itu tidak boleh, aku tahu itu tidak benar tapi aku tak bisa berhenti menyukainya..Sunbae..maafkan aku..” kataku sambil menatap tanah didepanku dan air mataku jatuh kerumput yang lembab dan sangat sejuk.Tapi entah kenapa aku jadi semakin sedih dan aku tidak bisa berhenti menangis. Aku merasa Sunbae ikut berjongkok lalu berbaring disebelahku. Aku menoleh kearah sepatunya. LOH?? Aku menoleh padanya.
“Huammm,.rumahmu ini sungguh cantik ya? Tamanmu juga!” kata Minan
“Sunbae mana??” tanyaku sambil menoleh kekanan kiriku. Tidak ada seorangpun kecuali aku dan Minhwan.
“Sudah aku usir tadi!” katanya santai. Aku berdiri begitupun dia. Eh?
“Apa maumu??” tanyaku padanya. Dia tersenyum lalu menghela nafas.
“Harus aku apakan wanita ini?” tanyanya
“Pergilah,.Aku tidak ingin melihatmu!” kataku seraya pergi tapi dia menahanku dan aku melepaskannya dengan paksa
“Jangan main-main lagi!!! Aku tidak menyangka kau melakukan ini padaku!! Kau tahu? Kau menyakitiku! Aku katakan padamu, Gyuri takkan pernah bisa menjadi memiliki hatiku meski aku harus bersamanya seperti pikiranmu! Kau tidak mengetahui hatiku selama ini??”
“Apa peduliku??” tanyaku.
“Tentu saja kau perduli!! Kau harus tahu aku mencintaimu buka Gyuri dan apapun yang kau ingin aku lakukan untuk bersamanya aku tidak akan melakukan itu karna aku memang mencintaimu dan bukan orang lain!!!” katanya.
“Kenapa kau baru melakukan itu sekarang? Mengatakan itu sekarang??” tanyaku
“Selama ini sudah kukatakan setiap kali aku tampil aku selalu mengatakannya dan memintamu kmbali padaku? Apa kau jadi manusia gua dan tidak melihat televise sama sekali??”
“Jangan mengejekku!! Aku tak perlu meilhatmu di TV hanya untuk tahu hal seperti itu!”
“Karna aku ingin semua orang tahu yang sebenarnya dan semua orang tahu itu! Hanya kau, orang yang aku cintai tidak tahu kebenarannya..” katanya. Matanya berkaca-kaca dan itu membuatku sakit.
“Aku mencintaimuu..Han Min Na..” katanya. Dia memelukku dan aku membiarkannya.
“Minhwan ah..”
“Jangan pernah bersikap bodoh lagi!!” katanya.
“Aku tidak bodoh!”
“Yah,.baiklah selalu tidak mau mengalah” keluhnya. Aku tertawa kecil. Dan membalas memeluknya.
“Aku mencintaimu, maaf sudah tidak tahu hatimu..”
“Ne,.itu semua tidak apa-apa..” katanya. Dia melepaskan pelukanku dan menatapku lalu melepaskan cincin yang pernah dia berikan padaku dan memberikannya lagi padaku.
“Han Min Na, maukah kau menikah denganku?” Aku tertawa kecil
“Ya, aku mau..” kataku. Minhwan tertawa pula dan memelukku lagi.. Maafkan sudah tidak mengetahui hatimu..

+FIN+

No comments

Leave a Reply

Blogroll

Blogger templates

Translate