Title : Not Knowing Heart
Author : Owner of this blog
Genre : Comedy Romance
Rate : T-A
Cast :
Choi Min Hwan as him self
Seung Hyun as him self
Lee Hong Ki as him self
Choi Jong Hun as him self
Lee Jae Jin as him self
Han Min Na (fiction girl)
Lee Gyu Ri (fiction girl-Hong Ki’s sister)
(PART.2)
“ Min Hwan ah, aku ingin membicarakan perjodohan kita!”
kataku. Kami sedang dijalan pulang dan aku sebenarnya dari tadi memikirkan
caranya untuk mengatakan padanya tentang perjodohan ini.
“ Hm, aku juga..” katanya.
“ Aku ingin kita.. Kita..”
“ Aku dan Gyu Ri pacaran sekarang.” Katanya
“Ne?” Secepat itu? Si bodoh itu cepat sekali mengambil
keputusan??
“Aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini!” katanya.
“ Aku tahu itu! Karena itu aku ingin mengatakannya padamu.
Aku juga tidak bisa melanjutkannya karna aku pikir bagus kalau kau pacaran
dengan Gyuri.” Kataku.
“ Oh? Begitu? Baiklah.. Itu bagus buat kita ya?” katanya.
“ Ya, itu bagus..” kataku. Begitu aku tiba dirumah, rumah
terlihat sepi sekali! Lampunya pun sdah mati! Aneh sekali biasanya jam segini
masih nyala. Aku kan tidak pulang malam ni masih jam 9. Hanphone Min Hwan
berbunyi dan dia mengangkatnya.
“Ya ibu,” sapanya. Lalu dia menoleh padaku tampak seperti
terkejut.
“Ya, aku mengerti” katanya. Dia menutup teleponnya dan
menatapku.
“ Keluargamu…pergi ke Pulau JaeJu” katanya.
“ APAAA???” aku menelepon ayah dan ibuku bergantian lalu aku
menelepon Ha Na. Tidak aktif!! Eish!!
“ kenapa mereka berbuat sepert ini sih???” (bahasa
Indonesia) aku keluar dari mobil Min Hwan dan mendekati gerbang rumah. Aku tahu
siapa tahu saja mereka meninggalkan kunci rumah. Tapi usahaku mencari sia-sia
saja! Eish!!!!
“ Min Na ya,” panggil Min Hwan, air mataku sungguh-sungguh
turun dan aku saat ini sedang kesal!!
“Min Na ya, kata eomma ku kau tinggal sementara waktu dengan
kami!”
“AKU TIDAK MAU!!!! Aku mau ayah dan ibuku juga kakakku
kembali!” jeritku sebal dan aku menyentakkan kakiku dan menarik nafas kesal.
“ Mungkin tidak sekarang, ayo sudah malam kita pulang.”
Katanya.
“ Aku tidak mau! Aku mau disini saja!” kataku kesal dan air
mataku sungguh-sungguh jatuh sekarang. Aku menyekanya cepat. Dan Min Hwan
terlihat terkejut dengan air mataku.
“ Hya! Disini dingin ayo kita pulang saja kerumahku, kau
bisa dengar apa yang ibumu katakana kepada ibuku!”
“ Aku tidak ingin menyusahkanmu! Aku tak mau kehilangan Gyu
Ri karna kalau Gyu Ri tahu aku menginap dirumahmu dia akan marah!” kataku. Dia
tercekat dan menatapku lalu menghela nafas panjang.
“ Aku akan kembali ke Dorm setelah mengantarkanmu!” katanya.
Aku mereda dan menyeka air mataku.
“ Ayo.” Katanya. Aku mengikutinya dan masuk kembali kedalam
mobil, lalu dia membawaku kerumahnya. Setelah tiba dirumahnya, ibunya Min Hwan
menyambutku dengan hangat.
“Nak, maafkan ibu dan ayahmu ya? Mereka ada urusan mendadak
dan harus pergi ke Pulau JaeJu, tapi mereka menitipkanmu pada kami. Semua
pakaianmu dan barang-barangmu ditaruh di kamar atas.” Katanya.
“ Tapi nyonya..”
“ Jangan panggil aku nyonya panggil saja ibu!” katanya.
“ehm, tapi, aku tidak akan lama kan disini? Ayah dan ibuku,
juga kakakku Ha Na, pergi hanya sebentar kan?” tanyaku. Nyonya Choi menoleh
pada tuan Choi, lalu menoleh lagi padaku.
“ Sepertinya.. Tidak dalam minggu ini nak,” kata Nyonya
Choi.
“ A.Apa?” aku menitikkan air mata tidak percaya dengan apa
yang aku dengar.
“ Ibu, ayah, aku pamit ya? Aku harus kembali ke Dorm” Ujar
Min Hwan
“Eish! Anak ini tidak sopan! Masa ingin meninggalkan Min Na
sendirian? Ajak dia kekamarnya, didepan kamarmu!” kata Nyonya Choi.
“ Ibu, aku kan harus kembali ke Dorm, aku hanya izin
sebentar!”
“ Ayo, ajak Min Na kekamarnya!” perinta Nyonya Choi. Min
Hwan hanya mengeluh dan dia berdiri.
“ Ayo!” katanya. Aku pun berdiri. Dia mengajakku pergi
keruangan atasnya dan menunjuk kamar didepan kamarnya mungkin.
“ Itu kamarmu. Kau istirahatlah, besok kan harus kuliah.”
Katanya sambil berlalu pergi.
“Tunggu,.Minan ah,” kataku. Dia berhenti dan berbalik
padaku.
“Terima kasih.” Kataku sambil membuka pintu kamarnya dan
masuk. Aku melihat kamar yang diberikan ibunya Min Hwan padaku, sangat bagus.
Tempat tidurnya berwarna putih cerah dan sangat cantik. Ditengah ruangan lalu
dikaki tempat tidurnya ada sebuah meja belajar yang sama putihnya dengan tempat
tidur. Sungguh ruangan ini serba putih. Tapi sangat menyenangkan, karna aku
menyukai warna putih. Ngomong-ngomong ibu dan ayah kemana sih?? Ini sepertinya
niat sekali mereka meninggalkan aku disini. Aku mengisak dan malah menangis.
Aku tahu ini adalah Negara kelahiranku juga tapi aku tidak biasa dan aku tidak
suka begitu melihat sekelilingku. Aku takut sendirian dirumah orang asing pula.
Pintu kamarku diketuk dan aku menyeka air mataku lalu aku membuka pintu.
Minhwan masih didepan pintu.
“hey, kau baik-baik saja?” tanyanya.
“ne, aku mau tidur. Kau bukannya mau kembali ke dorm?”
tanyaku.
“iya, ada barangku yang tertinggal.” Katanya. Aku
mengangguk.
“pergilah, aku akan istirahat sekarang.” Kataku
“kau mengusirku hah?”
“A.Ani, bukannya kau yang bilang mau pergi tadi?” tanyaku
“hah,.iya baiklah aku pergi sekarang.” Katanya. Dia berbalik
dan masuk kedalam kamarnya. LOH?? Kok malah masuk kamar? Dasar orang aneh! Aku
kembali kedalam dan menutup pintu kamar, lalu berganti pakaian dan tidur.
********@@@*********
Aku bangun pagi dengan suara berisik dari bawah. Ada apa
sebenarnya? Huam,. Wah, aku harus mandi dan berganti pakaian sekarang!
“Apa kau bilang?? Tidak bisa aku percaya! Kau punya
pacar???” tanya tuan Choi dengan berang. Eh? Minhwan sudah bilang?
“Iya ayah, dan aku sudah bilang pada Min Na kalau kami tidak
bisa bersama!” lanjut Min Hwan. Hem,.dia memang benar. Aku pergi mandi dan
cepat berpakaian lalu merapikan semua peralatan gambarku dan memakai sepatu.
“ Aku rasa aku tidak perlu memperpanjang lagi!” kata Minhwan
dengan suara agak keras.
“Tentu saja perlu! Kau mau membuat ayah malu hah??” Loh?
Mereka masih membahas masalah ini? sebaiknya aku segera turun kebawah dan
membantu Minhwan. Cepat-cepat kuambil ranselku dan turun kebawah.
“Min Na ya” panggil nyonya Choi.
“ Maaf ibu, aku..sudah dengar semuanya dari Minhwan juga.
Dan aku menerima keputusan dia.” Kataku sambil membungkuk.
“Tidak.. Ibu tidak setuju dengan itu! Ibu dan ayahmu pasti
akan sedih mendengar ini!”
“ Aku sudah memikirkannya juga ibu.” Kataku pada nyonya
Choi.
“Ayah tidak ingin mendengar apapun lagi. Pergilah kalian
kuliah yang betul.” Kata tuan Choi seraya pergi keruangannya. Nyonya Choi
menatapku dan mendekatiku. Minhwan pergi keluar rumah dengan cepat.
“Hm, sekarang ibu dan ayahmu tidak ada jadi kau harus
tinggal disini. Meskipun Minan tidak mau menerima pertunangan kalian, ibu akan
tetap menjagamu. Ya?” katanya sambil memelukku dari samping. Aku tersenyum
juga.
“Aku pergi dulu bu.” Kataku. Nyonya Choi mengangguk dan
melepaskan pelukkannya. Aku berbalik dan pergi. Minhwan masih diluar.
“ Ayo.” Katanya sambil membuka pintu mobil.
“ Aku bisa pergi sendiri. Aku tidak tahu daerah sini jadi
sebaiknya kalau kau mau berbaik hati, beritahu aku naik bus dimana dan turun
dimana.” Kataku.
“ Hya, aku bisa terlambat kalau memberikan instruksi jalan
padamu.” Katanya.
“ Beritahu saja jalannya!” kataku.
“Eish, orang ini!” dia menutup kembali pintunya dan mengunci
mobilnnya dengan kunci otomatis. Lalu mendekatiku.
“ Ayo!” dia memakai kacamata dan topinya. LOH?
“ Aku bisa pergi sendiri!” kataku. Dia malah menarik
tanganku pergi dan kami naik bus dihalte terdekat dengan kami duduk didepan
sebelah supir. Semua orang menatap Minhwan dan berbisik-bisik.Minhwan menunduk
dan bersembunyi dibalik tasnya.
“Apa dia Rain? Hoaa mirip sekali!” bisik seorang anak SMU
ada temannya.
“Bukan dia ini tunanganku!” kataku sambil tersenyum pada
mereka. Lalu aku memeluk lengannya, dia menatapku aneh dibalik kacamatanya.
“Jangan macam-macam ya? Kenapa mengaku begitu?” tanyanya.
“Aku ini menyelamatkanmu!” Aku tersenyum pada gadis-gadis
SMU itu dan menatapnya lagi.
“Stt.tapi sepertinya aku pernah melihatnya dimana ya?” tanya
seseorang lain.
“Sepertinya aku juga tahu!” ujar seorang anak SMU pria.
“Ah mungkin mirip. Kalian kan tahu wajah seperti Rain kan
juga bisa ada yang mirip,benar tidak?” kataku.
“Kenapa kau ladeni?” bisik Minhwan setengah dongkol.
“Tidak apa-apa supaya tidak curiga!” bisikku lagi. Dia
mendesah pelan dan menoleh kejendela luar, lalu dia berdiri. Aku pun ikut
berdiri. Rupanya sudah sampai. Kami tiba didepan universitas Jang Mi. Min Hwan
berjalan duluan dan meninggalkan aku. Cih, aku sudah tahu kan naik bus apa Cuma
satu bus saja dia malah mengantarkan aku! Mana dekat pula dari rumahnya! Cih!
“ Min Na ya?” panggil seseorang dibelakangku. Aku berbalik
dan tersenyum Seung hyun sunbae dibelakangku. Dia tersenyum dan berlari mendekat.
“ Kau datang?” tanyanya.
“Ya aku kan kuliah, hahah”
“Hahaha ayo sama-sama.” Katanya. Aku mengangguk, dan
berjalan bersamanya.
“ Apa kau sudah bilang pada orang tuamu?”
“A.ah, belum,orang tuaku sedang pergi, lalu.. aku tinggal
dengan teman ayahku. Mereka mendadak sekali perginya.” Kataku.
“Oh begitu.. berarti..kita tidak bisa berkencan?” tanyanya.
“Hahaha sepertinya begitu.” Kataku.
“Apa kau tahu Gyuri dan Minhwan pacaran?”
“Ya, Minwhan yang menberihahuku.” Kataku sambil tersenyum.
“Dia mengatakannya langsung padamu?” tanyanya terdengar
sangat terkejut.
“Ya, tapi aku tidak apa-apa kok.” Kataku.
“Hm, jadi..kalau kita berkencan pun kita tidak apa-apa
benarkan?” tanya Seung Hyun sunbae.
“ Sebenarnya tidak apa-apa tapi.. Aku tidak enak dengan orang
tua Minhwan, mereka masih begitu berharap kami..bersama.” kataku.
“Hm, aku mengerti.” Katanya sambil tersenyum. Kami tiba
didepan tangga.
“ Aku duluan sunbae,” kataku
“Ne, nanti kita bicara lagi.” Katanya. Aku mengangguk dan
membungkuk sesaat lalu pergi keatas sendiri. Begitu aku tiba diruangan kelas,
Minhwan sedang berbicara denga Gyuri. Gyuri menoleh padaku dan dia seperti
merasa tidak enak. Aku tersenyum pada mereka lalu masuk kedalam kelas dan duduk
dibangkuku. Chae yoon temanku yang biasa duduk dibelakangku menepuk pundakku.
“Hey Minna, kau sudah dengar Gyuri dan Minhwan pacaran?”
bisik Chae yoon padaku. Aku berbalik dan menoleh padanya.
“iya,memangnya kenapa?”
“Eish, dia itu memang benar-benar..”
“Kenapa memangnya Gyuri?” tanyaku sambil mengerutkan
keningku.
“Kau tidak tahu ya? Dia kan dekat dengan semua member FT
Island.”
“Ya karna kakaknya vocalisnya tentu saja!” kataku membela
Gyuri.
“Tapi apa kau tahu, dia itu menyukai Seung Hyun sunbae!”
a.apa?
“Kau tahu darimana?” tanyaku
“Semua orang tahu itu. Sudah lama semenjak Seung hyun
bergabung dengan FTI dia menyukainya. Tapi Minhwan menyukainya, jadi terjadi
cinta segitiga”
“Aku tahu karna mereka terkenal maka urusan pribadi
merekapun terpublikasi.” Kataku sambil tersenyum.
“ Tapi aku yakin Gyuri tidak sungguh-sungguh menyukai
Minhwan.”
“Jangan menjelek-jelekan Gyuri, dia itu temanku!” kataku
setengah kesal dan tidak lagi tersenyum, itu membuat dia terkaget dan diam. Aku
menghela nafas.
“Maaf.” Aku berbalik dan duduk dengan benar bersamaan dengan
itu Gyuri masuk kedalam kelas. Aku membuka tasku dan mengeluarkan semua
peralatan gambarku. Dia duduk disebelahku.
“ Apa setelah ini kita bisa bicara?” tanya Gyuri.
“Aku sedang tidak ingin berbicara tentang FTI Gyuri, aku mau
memfokuskan diri ditugas-tugasku.” Kataku sambil tersenyum padanya dan tak lama
dosen kamipun masuk.
********@@@********
“ Aku salah ya sunbae?” tanyaku pada Seung Hyun sunbae saat
kami bersama bertemu dikantin dan makan siang sama-sama.
“Hem, kau tidak ingin bicara tentang kami karena apa?”
tanyanya.
“ Aku.. tidak tahu. Aku tidak ingin saja” kataku seraya melorot
dari kursi kantin. Dia tertawa melihatku.
“Menurutku, tidak salah juga! Dia kan mengambil Minhwanmu!”
katanya.
“Dia bukan milikku!” seruku ngeri. Hyun sunbae semakin
tertawa lalu dia menopang dagunya dan menatapku.
“Kalau begitu ayo kita pergi nonton, kau mau?” tanyanya.
“Hm, ayo!” kataku sambil tersenyum. Kami keluar kantin
bersamaan dengan itu Hongki sunbae menampakkan dirinya.
“Hya! Hyunie, kenapa kau malah bersama tunangan Minan?”
tanya Hongki sunbae kaget.
“ Aku dan Min Na berteman, kenapa memangnya?” tanya Seun
Hyun sunbae. Aku agak sedih dia bilang teman, walau itu kenyataannya.
“Lalu sekarang Minan kemana?”tanya Hongki sunbae, tapi tak
lama Minhwan datang dengan Gyuri.
“Oppa!” sapa Gyuri. Hongki sunbae terbelalak dan menoleh
pada kami secara bergantian.
“ Ada apa ini? Kenapa kalian terlihat seperti bertukar
pasangan?” tanyanya bingung.
“Kami kebetulan datang bersama bukan berarti kami bertukar
ya kan?” tanya Seung Hyun sunbae. Hongki mengangguk dan kemudian menatap Gyuri.
“Kamu jangan terlalu dekat dengan tunangan orang, aku tidak
akan memaafkan dirimu kalau kau menggoda Minan!” ancam Hongki sunbae sambil
berlalu masuk kantin. Kata-kata itu..
“Biar aku jelaskan!” kata minhwan sambil hendak melangkah pergi
masuk kantin, tapi Hyun sunbae menahan Minhwan.
“ Aku rasa Hongki hyung benar.untuk sekarang rahasiakan dulu
hubungan kalian. Kalian tidak akan mendapat restu Hongki hyung, untuk itu. Kau
juga salah!” kata sunbae menoleh pada Gyuri tampang Seung hyun sunbae berbeda
sekali saat marah. Aku pun jadi sedikit takut.
“ Sebaiknya kau mengantarkan Minna pulang” katanya.
“Tapi sunbae kita kan mau pergi..” ujarku keberatan.
“Hm, nontonnya bisa lain kali, suasana sedang tidak enak
sih!” kata Sunbae sambil tersenyum padaku.
“Tidak! Minhwan tidak akan pergi dengan Minna!” kata Gyuri.
“Kenapa tidak?” tanya sunbae.
“Karna Minhwan pacarku dan dia bukan milik Minna!” katanya
keras.
“Gyuri ah?” tanya Minhwan kaget.
“Kalau kau mau pergi,pergilah sendiri Han Min Na!” teriak
Gyuri. Aku kaget sekali dia mengatakan padaku dalam suara yang keras..
“ Kau keterlaluan!” kata Minhwan. Aku tidak mengira ternyata
reaksi datang dari Minhwan padahal kukira Seung Hyun sunbae yang akan marah
pada Gyuri.
“Su.Sunbae? Aku..ingin pulang, kau bisa mengantarkan aku?”
tanyaku pada Hyun sunbae.
“Tidak! Kau pulang denganku!” kata Minhwan sambil menarik
tanganku pergi dari mereka.
“Minhwan ah?” panggil Gyuri. Tapi kami terus pergi jauh dan
membiarkan semua orang menatap pada kami begitupun orang-orang yang tak sengaja
berpapasan dengan kami disepanjang lorong kampus.
“Lepaskan aku!” kataku setelah jauh. Minhwan berbalik dan
mendekatkan diriku ditembok dan suasana sepi saat itu. Dia dekat sekali sampai
beberapa senti saja dari wajahku.
“Jadi..Seung hyun itu hah?” tanyanya.
“Aku rasa itu bukan urusanmu! Kau kan sudah memilih Gyuri.
Aku pun akan memilih jalanku sendiri! Bisa kau menjauh sekarang dariku???”
tanyaku sebal.
“Kenapa harus dia? Kau mau membalasku begitu?”
“ Aku tak punya alasan untuk membalasmu! Aku kan sudah
melepaskanmu, jadi tinggalkan aku sendiri!!” kataku agak keras. Dia memukul
tembok disampingku dan membuatku ngeri lalu menarikku kepelukkannya. Eh???
Tiba-tiba dia melepaskannya lalu berjalan dengan gemetaran. Aneh sekali dia..
Aku mengikutinya dari belakang dan melihatnya pergi dari
jauh. Kenapa.. Perasaanku juga jadi aneh?? Aku meletakkan telapak tanganku
didada dan menatap lurus kedepan kearahnya.. Gilang, aku tidak mengerti ini.. kenapa
jantungku ini..
******@@@******
“ Kami pulang!!” seruku begitu sampai rumah. Ibu Minhwan
tersenyum
“ Ah, kalian sudah pulang? Ayo makan sesuatu!” kata Ibunya
yang sedang didapur namun dapurnya memiliki jendela seperti sekat jadi aku bisa
melihatnya dari jendela.
“ Aku hanya mengambil barangku lalu aku pergi ke Dorm.” Kata
Minhwan seraya berlalu kekamarnya.
“ Aku akan membantu ibu sebentar!” kataku sambil naik keatas
dan pergi kekamarku lalu meletakkan tasku dikamar dan keluar cepat, bertepatan
dengan Minhwan yang juga keluar. Kami saling berpandangan. Lalu aku cepat-cepat
turun kebawah dan menemui ibunya.
“ Ayo apa yang bisa aku bantu bu?” tanyaku.
“Ah, bantu ibu melap piring disana nak,.” Katanya.
“Ne,.” kataku. Minhwan turun dan dia menatap kami.
“ Aku pergi.” Katanya
“ Eh? Kau tidak makan malam? Ibu membuatkanmu ayam goreng!”
kata ibunya.
“ Aku buru-buru! Aku pergi.” Katanya, dia sambil membungkuk
lalu pergi.
“ Aish,. Anak itu..ckckckck,.” Ibunya seperti tidak percaya
dengan perubahan Minhwan. Aku membantu ibunya memasak dan setelahnya aku dan
ibu dan ayahnya makan. Bagaimana mungkin jadi seperti ini? Aku yang bukan
bagian dari keluarga Choi makan dengan mereka dan Minan yang adalah anaknya
malah pergi dari rumah. Sungguh tidak mengenakan sama sekali. Setelah selesai
membantu ibu didapur, aku pergi kekamar dan mengerjakan tugasku. Aku ingin
pulang kenapa malah disini? Kucoba telepon semua orang rumah, tapi nomor mereka
sama sekali tidak ada yang aktif. Dan aku sebal karnanya. Aku mengerjakan tugas
membuat modeling orang dan tanpa sadar aku menggambar seseorang wajahnya sangat
menarik dia sangat manis bila tersenyum lalu..rambutnya yang dibelah pinggir
dan agak panjang lalu..huam aku menguap lagi dan..aku mengantuk…
--------------------------------++++----------------------------------------
Aku merasakan hangat dan membuka mataku dan melihat aku
diselimuti. Mungkin oleh ibunya Minan. Hm,.mungkin,. aku melirik kearah jam
didepanku. OH tidak! Jam setengah 7!! Aku ada kelas jam setengah 8 aku bisa
telat!!! Aku bangun dan berbalik! OMO!! Aku kaget, dibelakangku duduk Minan dan
dia menatapku saja.
“Ba.Bagaimana kau bisa berada disitu?” tanyaku kaget. Dia
menghela nafas dan pergi begitu saja. Aku mendekati pintu dan menutup pintu
cepat. Ya ampunn!! Aku lupa sebaiknya aku segera pergi dari pada aku
terlambat!! Cepat-cepat aku mandi dan merapikan semua peralatan gambar dan
kertas tugasku. Dimana gambarku yang gambar wajah itu? Ah! Nanti saja! Aku
sebaiknya pergi sekarang daripada telat!! Aku menyambar tas dan pergi keluar
kamar. Aku menoleh pada ibu minan, ayahnya dan dia sendiri. Aku mengangguk
cepat
“ Maaf ibu, ayah, aku duluan aku sudah terlambat!” kataku
seraya berbalik.
“Eh,. Nak tidak sarapan dulu?” tanya ibu seraya melangkah
mendekati aku.
“ A.Aku tidak sempat bu,nanti aku akan beli seusai kelas
berikutnya! Aku pergi.” Kataku seraya membungkuk. Lalu pergi cepat keluar
setelah memakai sepatuku, aku berlari dan naik bis cepat. Aku tadi malam
menggambar siapa ya? Aku kok tidak ingat sepertinya aku menggambar seseorang
yang aku kenal tapi.. ah sudahlah!! Aku harus segera kekelas. Tepat jam
setengah 8 kurang 5 menit aku sampai didepan kampus lalu aku berlari kedalam
dan tiba dikelas bersama dengan Pak Park. Aku melihat Gyuri duduk dengan Jun
An, hiuhh,.aku duduk didepan dengan Chae Yong. Dia langsung beda begitu..
Pak. Park memberi kami tugas menggambar suasana kampus lagi.
Hm,. aku pergi keluar dengan Chae Yong dan memilih kantin sebagai taman timur
untuk menggambar.
“Gyuri dan kamu bertengkar ya?” tanya Chae Yong.
“ aku tidak tahu.”
“Aku dengar dia dan Minhwan bertengkar kemarin dan dia
diputuskan minhwan.hm, sungguh malang nasibnya ya?”
“Diputuskan bagaimana?”
“Minhwan katanya sudah punya tunangan dan dia merebut
Minhwan dari tunangan Minhwan.Rupanya Minhwan lebih memilih tunangannya itu..”
Katanya. Aku menghela nafas. Apa-apaan itu? Minan tidak boleh seperti itu!
“ Apa kau tahu siapa dia?” tanya Chae Yong.
“Aku..Aku..”
“Min Na!” panggil seseorang. Aku menoleh kebelakangku dan
melihat Minan mendekat lalu mengulurkan kotak bekal padaku. Aku mengerutkan
keningku dan melihat padanya.
“Apa itu?” tanyaku.
“Ibu..memaksaku untuk memberikan ini padamu!” katanya sok
cuek. Aku mengambilnya.
“Terima kasih.” Kataku. Aku masih menggambar.
“Hah,. Kau pulang jam berapa?” tanyanya.
“ aku harus pergi survey dengan temanku.” Kataku berbohong
tanpa menoleh padanya.
“Hah,. Baik lah,. Ibu mengajakmu pergi belanja nanti sore.
Jangan pulang terlalu sore.” Katanya. Dia pergi begitu saja.
“Ibu? Ibu siapa? Kau dekat ya dengan dia?” AHHH!!!! Aku
lupa!!!!!!!!!!
“MinHwannnnnnnn!!!!!!!!!!!!” aku berlari mengejarnya dan dia
menatapku saja.
“Apa?” aku melompat dan menjitak kepalanya. Dia mengerang
kesakitan.
“Apa-apaan sih??” tanyanya. Untung suasana di taman agak
sepi.
“Kau sengaja ya? Kan jadi ketahuan teman-temanku!! Aku tidak
suka!! Aku tidak mau kau..” Dia menciumku tiba-tiba!!!!
“Aku tidak perduli. Sekarang bukan waktunya menutupi sesuatu
lagi.” Katanya. Air mataku turun dan aku menatapnya saja. Begitu aku melihat
kesamping kiri Minhwan, ada Seung Hyun sunbae..
“Sunbae..” panggilku. Minan menoleh kebelakangnya. Seung
Hyun sunbae tersenyum dan berbalik pergi.
“Sunbae!!” panggilku lagi. Minhwan menahanku.
“Lepaskan aku!!” kataku. Aku meronta dan berhasil lalu
mengejar Seung Hyun sunbae. Dan begitu dekat aku berdiri didepannya.
“Sunbae, aku..aku..”
“Kau kenapa?” tanyanya sambil tersenyum.
“Aku dan minhwan tidak.. Sunbae maafkan aku..” aku
benar-benar menangis. Seung hyun sunbae memegang pundakku dan menggeleng.
“ Tidak apa-apa dia
tunanganmu kan? Minan kami sudah besar dan sudah mengakuinya didepan kami. Dia
sudah memutuskan hubungannya dengan Gyuri dan mengakui kalau dia ingin kau jadi
tunangannya. Apa kau tidak ada perasaan apapun padanya?”
“Sunbae.. kenapa kau bicara begitu? Aku tidak tahu
perasaanku!”
“ Tidak perlu buru-buru, mungkin nanti kau sadar. Kalau
nanti kau sudah memilih kau beritahu aku ya?” katanya. Dia menepuk kepalaku dan
pergi. Sunbae…
****@@@****
“ Aku pulang!” kataku
sambil menunduk.
“Bagaimana? Kau makan banyak?” tanya ibu seraya mendekatiku.
Aku mengacungkan kotak bekal yang tadi dibawakan minan dan tersenyum
“Ibu, terima kasih banyak. Ini semua enak! Aku jadi
merepotkan ibu.” Kataku sambil hamper menitikkan air mataku.
“Eh, anak ini kok malah menangis sih? Tidak apa-apa ibu
senang melakukannya!” kata ibu. Aku tersenyum pada ibu dan menyeka air mataku.
“ Tunggu aku ya bu? Aku bantu ibu memasak, oh iya kata minan
ibu mengajakku pergi apa jadi?”
“ Oh itu iya tadinya tapi apa kau mau pergi? Ibu mau
mengajakmu pergi berjalan-jalan dengan minhwan juga.” Kataku. Huh!! Mengingat
saat dia menciumku aku jadi merinding!
“ Dia sudah pulang dan berada dikamarnya ajaklah dia
sekalian untuk makan malam.” kata ibu.
Aku tersenyum pada ibu dan mengangguk, lalu naik kekamarku.
Tapi rupanya dia keluar dari kamarnya dan membuatku menatapnya. Dia ingin
mengatakan sesuatu..
“Ibu menunggu dibawah katanya mau mengajak kita pergi. Kau
temui ibumu dulu aku mau berganti pakaian.” Kataku seraya masuk kekamarku.
Heee.. aku kesal!! Aku cepat-cepat berganti pakaian dan turun kebawah, begitu
melihat minan membantu ibu didapur, dia tertawa dengan ibunya. EH!! Ada apa
dengan wajahku?? Aku cepat-cepat menemui mereka.
“ Adakah yang bisa kubantu?” tawarku pada ibu. Minan sedang
memotong wortel dengan pisau, dan sangat rapi sekali dia memotong.
“Ah, benar ayo kau sobek sawinya kita mau membuat kimchi!”
kata ibu.
“Oh iya bu,.” Kataku. Aku mengambil mangkuk besar dan mulai
menyobek sayur sawinya.
“Aigoo ibu lupa membeli sausnya!”
“Ah biar aku saja yang beli!” tawarku.
“Ah, tidak usah biar ibu saja!” ibu secepat kilat pergi dan
meninggalkan aku berdua dengan minan. Hening dan panas sekali suasana rumah
ini!!
“ Apa ini sudah cukup?” tanyaku.
“Ne?” dia terkaget-kaget. Aku menoleh padanya dan menunjukan
sobekan sawiku.
“O.oh ya sudah bagus begitu habiskan saja semua sawi itu.”
Kata Minan sambil tersenyum.
“Oh..” aku terus menyobek semua sawi itu.
“Apa kau masih marah soal tadi?” tanyanya ragu. Aku menggeleng
“Sudahlah,. Aku memang kesal padamu tapi.. aku tidak marah
lagi.” Kataku, dan aku kehilangan kesempatan bersama Seung Hyun sunbae itu
semua gara-gara ciuman mu kau tahu??
“ Min Na ah, aku.. sudah bicara pada ibu untuk melanjutkan
ini semua, kau..”
“ Aku butuh waktu untuk berpikir, jadi sebaiknya seperti ini
saja dulu.” Kataku.
“ O.oh baiklah.. AW!!” Aku refleks menoleh padanya dan
mendekatinya, jari telunjuknya berdarah cukup banyak.
“ Ya ampun kenapa bisa begini sih?” tanyaku
“Kau tenang saja aku akan memperbaikinya lihat.!” Dia
mengisap lukanya dan aku refleks mengambil plester di kotak P3K disamping dapur
lalu membuka plester itu.
“Berikan tanganmu..” kataku.
“ Ah tidak usah ini sudah selesai kok!” katanya seraya
mengulurkan tangannya yang memang sudah
tidak apa-apa. aku menggeleng dan segera mengambil tangannya dan menutupi
jarinya dengan plester.
“ Aku pikir… perasaanmu itu terlalu cepat padaku. Kau tidak
tahu aku sama sekali ya kan?”
“ Aku melupakanmu itu lah aku..” kata minan. EH? Aku
mendongak padanya dan dia tersenyum peunh arti.
“ Aku sungguh melupakan seseorang yang aku cintai selama 14
tahun lalu..”
“Hah? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?? Aku baru kembali
kesini setelah lahir disini!” kataku.
“ Kau pernah Min Na, kau pernah kembali kesini ketika
berumur 5 tahun”
“Sungguh? Aku tidak ingat sama sekali!” kataku sambil
mengerutkan keningku. Dia tertawa kecil dan menatapku.
“ Tentu saja kau tidak ingat, aku saja nyaris melupakanmu..”
“Lalu? Apa maksudmu dengan seseorang yang kau cintai selama
15 tahun?”
“Aku menyukaimu dari dulu saat kau masih kecil dan aku
adalah anak cengeng yang kau bantu mencari ibuku dipusat perbelanjaan dan kau
menolong aku padahal kau juga tersesat sama denganku kau ingat dengan gambar
kecil ini?” dia membuka dari dompetnya sebuah kertas lecek dan sudah agak tua
dan dia membukanya disitu ada gambar acak-acakan anak kecil seperti tusuk sate
dan isinya berbentuk manusia laki-laki dan perempuan, lalu ada tulisan kacau
tak tahu siapa yang menulis itu! Aku dan minan akan bersama selamanya. Aku
ingin tertawa dan melihat pada minan
“ Aku benar-benar lupa dengan ini!” kataku.
“Kalau ibuku tidak bicara tentang pertemuan aku dank au 14
tahun yang lalu aku mungkin tidak akan sadar dan aku akan merasa bersalah karna
tidak menepati janjiku.”
“Kau berjanji apa?”
“ Dihari itu juga kita berpisah dan bersama dengan orang tua
masing masing aku mengatakan akan mencarimu dan akan menikahimu.”
“Apa?? Lalu kau percaya janji itu?”
“Iya!! Tentu saja!! Itu kan janji seorang laki-laki!”
ujarnya agak tersinggung.
“Iya baiklah..Aku mengerti.” Kataku sambil kembali menyobek
sawi itu.
“Lalu sekarang kau masih mau menikahiku kan?” tanyanya.
“Tidak..”
“Apa maksudmu dengan tidak??” Tanyanya sewot.
“Ya tidak sekarang kita kan mau makan malam masa sekarang
langsung menikah?” tanyaku sebal. Dia menahan tawanya dan mendekatiku.
“Kau mau apa Choi Min Hwan??” tanyaku.
“ Aku mau…” Min Hwan sudah dekat sekali hendak memelukku..
“Ibu pulang!!” Kami segera memalingkan wajah dan kembali
ketempat masing-masing.
“Minan!! Ayo kembali memotong!!” kataku dengan suara keras.
“Ya!! Dimana tadi kuletakkan pisaunya ya??” ujarnya kikuk.
Heu… dasar!!!
“Eh? Kalian kenapa?” tanya ibu.
“Ah,. Tidak bu.. apa ini sudah selesai bu?” tanyaku
mencairkan suasana.
“Ah nampaknya sudah..sepertinya bla..blaa..bla..” Aku
menoleh pada Minan dan tersenyum dia pun begitu..Hah.. Gilang aku bingung…
+TBC+


No comments